Thursday 28 March 2013

Jangan Biarkan Codot Merampasnya



Seperti yang kita ketahui bersama, buah-buahan yang sudah masak pasti banyak yang ingin menyantapnya, tampa kecuali temen-temen dari bangsa kelelawar dkk. jika kamu memang merasa memiliki maka petiklah, jangan terlalu lama didiamkan atau dibiarkan berada di pohon. Karena  dengan begitu kamu akan merasakan manisnya buah itu, sebaliknya jika kamu acuhkan maka penyesalanlah yang akan kau dapatkan karena boleh jadi buah tersebut akan busuk atau hilang dimakan codot.
Dalam urusan cinta juga demikian brow... saat kamu merasa jatuh cinta pada seseorang cowok/cewek lekas ungkapkan. Karena dengan begitu seseorang yang disayangi akan tahu tentang perasaan yang   kamu pendam. Lebih-lebih jika someone tersebut juga tahu dan memberikan sinyal positif atau respek dengan perhatian yang kamu berikan, tentunya sayang jika moment baik ini dilewatkan begitu saja, karena kesempatan manis jarang terulang kembali, kalaupun “ia” pasti ada bedanya.
Jika kamu memendam perasaan cinta tapi malu untuk mengungkapkannya, bisa-bisa someone yang sebenarnya juga memendam rasa yang sama akan merasa  ragu, bimbang, bahkan  sangsi terhadap perhatian yang kamu beri. Dari sini ia mulai mulai menerima perhatian dari orang lain yang kebetulan juga suka padanya. Lantas  someone tadi kecantol sama orang yang memberikan perhatian dan berani menyatakan cinta. Pada akhirnya cintamu yang siap dipanen hilang begitu saja dirampas oleh codot.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

Wednesday 27 March 2013

Cinta ini Untukku atau Temenku...???




Cinta lagi... lagi-lagi cinta.. hadeech!!! memang sih kalau ngomongin soal cinta ga ada habisnya. Banyak warna yang menghiasi term ini. Ada orang yang tadinya malas, semprawut, biasa ga’ mandi seminggu, kucel, kumel. gara-gara terjangkit virus cinta berubah 180 derajat jadi rajin itupun pake banget, putih, bersih, bersinar seperti bayi yang baru lahir.
Terkadang cinta juga bisa merubah sang pangeran garang menjadi seorang pecundang yang terbantai dalam medan perang. Apa yang kurang dari sang pangeran coba? Penampilan sudah pasti ok, keren, di atas rata-rata dan pasti lulus dari tes kegantengan walaupun ga lulus tes Toefl wkwkwkwkw... analogi ini menggambarkan seseorang baik cowok maupun cewek yang bisa dikatakan perfeck (relatif) ketika dilanda sindrom cinta merasa berat untuk mengungkapkannya. Ia memilih bungkam dan memendam dalam-dalam perasaannya. Tipe-tipe orang seperti ini biasanya memilih thariqah yang meyakini bahwa “cinta tak harus memiliki”, “biarkan indah pada waktunya” dan masih banyak lagi, intinya alasan itu dijadikan perisai untuk menutupi ketidakberaniannya dalam menyatakan cinta.
Mungkin indikator di atas merupakan satu, dua diantara yang mewakili warna-warna kisah folling in love. Sebelum lebih jauh x panjang lebar = bahasannya ngalur-ngidul, lebih baik fokus ke pokok permasalahan sesuai dengan judul yang diangkat, seperti dalam penulisan skripsi (panduan penulisan karya ilmiah, red).
Baik... judul tulisan ini adalah “cinta  ini untukku atau temenku?”. Kita mungkin sering meyaksikan temen, saudara, atau orang-orang disekitar kita yang merasa malu atau takut untuk mengungkapkan cinta kepada dambaannya. Untuk mempermudah pemahaman analogi tokoh diatas sebut saja paijo dan cewek idamannya bernama zizi. Ceritanya si zizi ini murid pindahan dan masuk disekolah dimana paijo mengenyam pendidikan. Mereka sama-sama-sama kelas 2 SMA namun beda jurusan. Paijo  masuk jurusan IPA sedangkan zizi masuk jurusan bahasa.
Lantas karena kasihan atau terpanggil atas dasar persahabatan, temen paijo yakni ngadimin  mendeklarasikan diri menjadi mak comblang paijo untuk mendapatkan hatinya zizi. Diberikannya paijo jurus-jurus jitu dan 1001 cara mendapatkan hati perempuan.
Paijo dan ngadimin saat ini berada di perpustakaan mengerjakan tugas dari guru yang pamit meninggalkan kelas. Entah tampa memberikan alasan yang jelas, guru tersebut menyuruh  satu kelas untuk mengerjakan latihan di perpustakaan. Semua murid berbondong-bondong meninggalkan kelas menuju perpustakan walaupun ada yang ngalang pergi ke kantin. Fenomena seperti ini sudah menjadi wajar karena belum tentu murid yang pergi ke perpustakaan khusu’ membaca, belajar, mengerjakan latihan. Akan tetapi malah asik ngobrol, facebookan, bahkan curcol ngomongin problem yang sedang dihadapi.
Paijo: min aku pas moro kantin weruh arek wuayu, kayake de’e arek anyar  murid pindahan seko sekolahan lio.
Ndadimin: sopo? Sopo jenenge, arek endi??
Paijo: mboh...ga roh aku. Isin aku ape kenalan. Tapi sek jelas yo min, naliko aku nyawang areke, mboh lapo atiku iki berdebar-debar. Eeh sek berdebar-debar jantungku ding. Pokoke koyo lagune dewa kae sek iso ngerteni rasaku iki. (lagak melas)
Ngadimin: kon iku sebenere lanang ga jane ki? Mosok karo arek wedok ae wedi, jian...jian ngisin-ngisinke kaum laki-laki lan aku sebagai konco cerakmu ae. Deloken aku iki ta! Dalam seminggu  iso nembak 10 arek wedok. Joss ra?
Paijo: wehh joss tenan cuk! Kon pancen lelaki sejati (gumun-gumun). Nek seminggu 10 berarti dalam sebulan iso ngoleksi 40 arek wadon. po maneh setahun, berarti...??? mboh mumet aku ngitunge. Terus kon diterimo ambe arek-arek wedok mau? (penasaran)
Ngadimin: lha piye kene dilawan. Sek jelas ditolak kabeh (lirih)
hehehehe....(nyengir kuda)
paijo: djan*****uuuukk!!! (sensor) tak kiro tenan, dasar rai gedhek ndas blek, kon kui palah sek jatuhke harkat dan martabat kaum lelaki, mosok arek wedok sakmono akehe ga enek siji-sijio sek kepincut kon.
Ngadimin: etz... jo salah jo, urip ki sek penting guaya rek. Tak tuturi yo “ salah satu ciri-ciri lelaki sejati iku wani nggoda arek wedok, masalah cinta kita diterima atau ditolak itu urusan belakangan. Sek penting gasruk sek!” Aseeek...! lha iki awak kon, durung nyatakke cinta sek kon pendam,... keduwuren nyatakke cinta. Ape kenalan arek wedok ae wedi, lanangan po kui? Mending kon jileh klambi mbakyumu terus pupuran, lipstikan, budalen nak bunderan UGM kono (ngenyek)
Paijo: aa***!!! sek jenenge konco kui akan membantu di saat temannya kesusahan, bukane seneng nek koncone menderita. Jare konco? Konco po kui!!! (emosi)
Ngadimin: wes ta g usah misuh-misuh ta, guyon-guyon. Koyo ga reti aku ae kon iku. Nyamte ae ko tak ajari piye carane menggaet hatine arek wedok.
Paijo: tenan lo kon (H2c{harap-harap cemas}, mengingat pengalaman ngadimin yang tidak jarang ditolak oleh setiap gebetan yang diincarnya. Namun di sisi lain paijo salut dengan mental yang ngadimin miliki, seolah tidak punya rasa canggung bila berhadapan someone idaman. Hal ini yang menjadi alasan paijo ingin terus berguru kepadanya, ia ingin mewarisi jurus ndas blek rai gedek andalan ngadimin).
Ngadimin: bisa diatur..tapi hidup di zaman sekarang ini ga ada yang gratis. Semua pasti ada imbal baliknya.
Paijo: jiah..kon mbe konco perhitungan banget, padake sopo ae. Yo wes opo sek mbok karepke?
Ngadimin: g usah nggrundel ngono wi, itung-itung shadaqoh. Kapan neh kon ape beramal baik nek ga ngene ki. Jaluanku ga abot rek, cukup sego endok berez.
Paijo: yoweslah (pasrah),
Suara Bel masuk sudah bordering, itu tanda waktu masuk jam terakhir pelajaran.
Ngadimin: bajigur!! Wes masuk cuk, tugasku blas siji-sijo sek kegararap, kon sih ngajak ngobrol ae. Gurune rodo methenteng jo.
Paijo: guayamu cah, sok rajin!!!, biasane yo g pernah garap ae. Nyante ae ta, kita hadapai bersama-sama. Rasa Persahabatan akan mengalahkan semuanya. Yowes-yowes ndang mlebu kelas yo terus ndang muleh, ga sabar pengen ketemu someone.
Mereka berdua meninggalkan perpustakaan dan berjalan menuju kelas. Saat di jalan paijo tak sengaja melihat seseorang yang istimewa, itulah zizi. Kebetulan kelas paijo dan zizi saling berhadapan sehingga adegan papasan pun tak terhelakan. Saat mereka saling berhadapan zizi hanya menganggukkan kepalanya. Paijo membalas dengan senyum penuh kegirangan dan segera masuk kelas. Sang guru membuka pelajaran. Pikiran paijo kosong Dalam benak tak ada yang lain kecuali zizi, zizi, dan zizi. Dalam hati paijo mbatin semoga nanti saat pulang sekolah dapat berjumpa dengan zizi.

“The…eeth…the…th…the…th….” Bel pulang sekolah menggema, tampak suara gaduh terdengar dari sudut-sudut kelas. Paijo mengajak ngadimin untuk segera beranjak dari kelas  dan langsung menuju gerbang sekolah menanti idaman hati.
Paijo: min…min.. tangi…tangi… wes wektune muleh ki. Ndang silak cewek mau budal sek. (paijo membangunkan ngadimin yang tampak tertidur pulas, saking pulasnya, sampe-sampe ngiler juga)
Ngadimin: “emh…hh” ko sepi? Cah-cah do nakdi?(sambil kucek-kucek mata dan ngusap ilernya)
Paijo: wes podo muleh, ayo ndang tow samar ga keburu berjumpa bidadari.
     Dengan menggunakan pintu ajaib milik  Doraemon yang sempat dipinjamnya. Paijo dan ngadimin langsung berada di gerbang sekolah. Tak henti-hentinya matanya memandangi setiap cewek yang keluar dari gerbang sekolah laksana harimau yang sedang mengincar mangsanya. Akan tetapi belum tampak juga sosok yang paijo harapkan.
 Setelah beberapa menit berlalu, paijo merasa pesimis bisa bertemu zizi, dengan wajah tertekuk pasi dia mengajak ngadimin ke suatu rumah makan untuk menuruti kemauan ngadimin yang disyaratkan kepadanya supaya mau mengajari ajian rai gedhek ndas blek andalannya dalam merayu cewek meskipun sering ditolak.
Ngadimin: “endi cak areke? Hampir setengah jam menunggu namun belum nongol juga, wetengku wes kempruwak-kempruwuk njalok mangan ki”.
Paijo: “mboh iki, opo areke wes muleh yo? Yowes nek ngono golek mangan ae yo nak rumah makan bu gejret sanding bangjo ngarep”.
Di saat mereka hendak mau pergi meninggalkan gerbang sekolah tiba-tiba munculah someone special yang dari tadi ditunggu. Seolah hembusan angin berjalan bersama irama langkah gadis itu, langit yang mendung tiba-tiba menjadi terang benerang serta tampak pelangi melintang dari ufuk timur.
Paijo: min..min.. kui min areke (dengan nada patah-patah/gagap)
Ngadimin: sek endi ? sek pojok kanan tengah po kiri?
Paijo: kak..kak..
Ngadimin: kanan? Biasa ngono..
Paijo: sek ta ga reti wong tegang, maksudku kak..kakk…kkuuiriii, sek sebelah kiri min.
Ngadimin: su…asu… inceranmu keduwuren cok, ayu tenen.. aku yo mikir-mikir ape nggebet arek model ngono. Mesti dadi rebutan cah sak sekolah jo. Tapi ga po, semakin sulit tantangannya maka semakin indah hasilnya.
Paijo: areke mulai cerak rene, terus kudu piye ki? Awakku gembrobyos,.
Ngadimin: rileks… serahkan semua ini pada mas ngadimin.
Tak lama kemudian mereka berpapasan di gerbang sekolah. Ngadimin mulai mengeluarkan jurus 1001 menaklukkan cewek yang ia dapatkan setelah bertapa selama 40 hari 40 malam.
Ngadimin: ehm… sorry, kayaknya barang kamu ada yang ketinggalan dech?
Zizi:     iya… masak??? Perasaan ga ada yang ketinggalan, uwdah aku bawa semua
Ngadimin: lha ini cintamu (sambil menunjuk paijo), kenapa ga kau bawa dan kau simpan di hatimu. (muka paijo langsung pucet)
Zizi: garing banget sih gombalannya.
Ngadimin: kalau garing ya disiram biyar basah wkwkwkw…perasaan aku baru pertama ini lihat kamu, kamu murid baru yha? Btw Boleh kenalan?
Zizi: mau disiram gimana yha? Lawong krannya mampet ko (balas zizi), kasih tau g ya? Cuma mau tahu apa mau tahu banget?  Hehehe…sowri ..sowri …aku emang orangnya suka becanda. Ehhm..namaku zizi marthadipura (sambil menyodorkan tangan mulusnya kepada ngadimin dan tampa pikir langsung diterkamnya tangan zizi)
Ngadimin: ngadimin…ngadimin centekinarya, asal Surabaya, gaweane makarya, lan ora seneng nglarake manungsa liya, kamu belum jawab pertanyaanku Martha?
Zizi: panggil aja zizi, Martha kayaknya terlalu tua dech buat cewek semuda ini hehe…iya min, hari ini hari pertamaku masuk sekolah disini. Sebelumnya aku tinggal dan sekolah di Semarang, yha karena bapak pindah tugas ke Jogja mau gimana lagi, padahal semua keluarga dan temen-temen berada di sana semua.
Ngadimin: tenang aja zi, kami siap menjadi teman terbaikmu, lebih-lebih gebetan hahaha…owh iya lupa, kenalin juga ini temenku, namanya paijo.
Zizi: zizi marthadipura (menyodorkan tanganya)
Paijo: pa.. pa.. pa..i..jo. paijo!!  (dengan malu-malu menerima jabatan tangan zizi)
Zizi: ko adem panas rasanya ya? Trus kaya ada gempa (ledek zizi)
Paijo: bukan itu tanganku, sowry ga biasa (sahut paijo sambil melepas tangannya)
Ngadimin: btw kamu & family pindah kesini  karena bapakmu pindah tugas yha? Kalau boleh nebak pasti bapak kamu seorang polisi yha?
Zizi: iya...ko tau sih...??
Ngadimin: karena kau telah mengamankan dan memenjarakan cintaku ke dalam sel jeruji hatimu, hahahaha..
Paijo: Huzz ngawur kon! Zi maafin temenku yang satu ini yha? Dia kalau ngomong emang suka ga dijaga, ceplas-ceplos, wathon jeplak manut udhele dewe..
Zizi: wols.. aku lebih suka orang yang blak-blakan dan terbuka daripada orang yang menjaga image tapi MTM (malu-malu tapi mau), ga tahu gimana yha? Ngerasa ga nyambung aja kalau misalnya kita ngobrolin apa githu.
Ngadimin: rungakno kui min, cewek iku luweh seneng tipe lanangan sek blak-blakan lan terbuka, ora koyo kon! Mplempem,,
Paijo: wez ah! Malah ngomongke aku, sido ga ki mangane? Zhi kita mau cari makan di warung depan bangjo situ, kamu mau ikut kita makan ga?
Zizi: kayaknya untuk hari ini ga dulu deh, soalnya masih ada barang-barang yang harus dirapiin dirumah maklum baru pindahan, lain kali aja yha?
Ngadimin: wah sayang padahal menu makanan disitu enak-enak semua pa lagi mau di traktir ma paijo merayakan kebangkitannya menemukan belahan jiwa.
Paijo: dasar rai-rai gratisan! Ga usah didengerin ocehannya ngadimin, biasa mulut tukang kredit panci. Owh ya mau kita anterin pulang?
Zizi: ga usah repot-repot, rumahku ga jauh ko dari sini. 10 menit dah sampe kalau jalan kaki. Kalian kalau mau makan, makan jha. Yha uwdah aku jalan dulu yha? Assalamu ‘alaikum?
Paijo: waalaikum salam, hati-hati di jalan
Ngadimin: zhi sampe jumpa besok...miss u see you latter
Zizi mulai beranjak pergi dari hadapan  paijo dan ngadimin dengan meninngalkan senyuman manis di bibir mungilnya tatkala Melihat ulah kocak ngadimin dan paijo. Tampa mengedipkan mata, paijo menatap langkah zizi sampai pandangannya bias tertutup oleh tembok gang perumahan. Ia merasakan kebahagiaan yang tak ternilai karena sudah mengetahui nama cewek yang mampu membuat cenat-cenot hatinya itu. Tak lama kemudian Paijo dan ngadimin langsung menyerbu warung bu gejret, tampa bosa-basi ngadimin langsung memesan sego endok lengkap dengan lalapannya, jus apukat walaupun saat itu musimnya buah mangga. Paijo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan heboh temennya. Walaupun begitu ia menganggap bahwa ngadimin adalah teman yang loyal meskipun pada kenyataan sering membuat malu dirinya.
Paijo tidak memesan apa-apa, dia lebih memilih duduk termenung membayangkan senyuman indah zizi saat pulang sekolah. Dalam hatinya serasa berada di jepang menikmati musim semi yang dihiasi bunga sakura yang berguguran kemudian langsung pindah ke gunung Bromo yang menampakkan sinar membara dari balik tubuhnya, menyilaukan mata, menerangi pupus daun disekitarnya. Tak ada yang bisa melukiskan perasaan hati paijo saat itu. Pada intinya hatinya sedang berbunga-bunga.
Tampak si ngadimin dengan lahap menyikat makanannya, sampai cangkang telurpun masuk kemulutnya. Dalam hitungan menit beberapa makanan dan minuman yang ngadimin pesan habis tampa sisa. Kalau bisa digambarkan mungkin mirip buaya yang menerkam kuda saat menyebrang sungai dan langsung melahap tampa perlu dikunyah. Setelah melihat makanan ngadimin habis, paijo pergi ke kasir untuk membayar makanan yang dipesan ngadimin dan langsung mengajak ngadimin pulang.
Paijo: min muleh muleh...
Ngadimin: dilitkaslah jo, segane rung mudun nak weteng ki,
Paijo: terserah awakmu, nek ape bareng aku yo saiki. Tontonen ta wes jam piro? Langite yo mendung kayake ape udan.
Ngadimin: sendiko dawuh ndoro
Akhirnya mereka berdua pergi  meninggalkan warung mak gejret, dengan motor yang paijo punya, ngadimin memacu kencang motor tersebut sehingga meninggalkan kepulan asap dari cerobong knalpot.
To be Continued ...

           


Catatan:
·         nek di terus-terusno skripsine g marek-marek
·         cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan cerita, tokoh, atau tempat mohon maaf sebesar-besarnya. Tapi bagi yang ngerasa juga ga papa hehe 
      ATA_21

Wednesday 20 March 2013

JANGAN BIARKAN DIRIMU TERSESAT


Oleh: Rohmat Ainun Najib

Jika engkau pernah mekukan perjalanan ke daerah-daerah yang belum engkau pahami betul arah-arahnya, atau ketika mencari alamat yang waktu itu belum engkau hafal betul jalannya, engkau akan mengalami ketersesatan. Sehingga dalam keadaan yang bersamaan ketika engkau mulai buta arah, engkau akan clingak-clinguk mencari orang dan menanyakan arah mana yang harus engkau tuju.

Maka betapa engkau akan menikmati lika-liku perjalanan hidupmu. meskipun terkadang menjengkelkan, itulah kehidupan. Berbagai proses yang kita lalui dalam berbagai segmen hidup ini terkadang menurut kita menyulitkan dengan adanya keinginan lain yang mendesak.

Dalam ketersesatan, kita dituntut untuk bisa sesabar mungkin mengelola emosi yang tak terkontrol. Melawan keinginan diri sendiri yang mendesak kita untuk melewati jalan ini dan itu. Yang sebenarnya justru menuntun kita pada puncak ketersesatan. Sehingga kita kenal pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Semakin kita sok-sok-an, merasa tau, kita akan semakin tersesat. Maka yang kita perlukan adalah kepekaan dalam hal ini kepekaan sosio-antropologis terhadap orang lain. Yakni menanyakan jalan mana yang searah dengan tujuan kita. Terkadang juga, satu dua kali kita bertanya masih saja kita buta arah, maka diperlukan naluri keberanian dan kesabaran untuk bertanya yang ketiga, keempat, dan bahkan kesepuluh kalinya. Dikarenakan tingkat pemahaman kita atas indikator-indikator yang kita peroleh dari orang yang kita tanyai begitu sedikit. Mungkin perberbedaan bahasa yang sulit dipahami, mungkin juga kitanya yang tidak begitu jeli memahami ucapan orang itu karena perhatian kita terpusat pada hal-hal lain. Ini problematika tersendiri yang kita hadapi ketika menghadapi orang lain dengan sosiologis yang berbeda pula. Sama halnya di tingkat kehidupan kita yang lebih luas. Dengan berbagai fenomenologi kehidupan yang begitu abstrak untuk kita temukan kepastian-kepastiannya. Harus benar-benar mengerti arah dan jalan mana yang harus kita lalui. Apakah jalan yang menurut kita ini benar memang benar atau justru menyesatkan. Atau bahkan lebih parahnya lagi kita tidak tau bahwa jalan yang kita lalui itu ternyata sesat. padahal simbah-buyut kita mengajarkan, dadi uwong iku ojo seng rumongso ngerti, tapi ngerti rumongso (jadi orang itu jangan merasa tau, tapi tau merasa). makanya disetiap rekaat solat, kita ucapkan ihdinas shirotol mustarim (tunjukkanlah kami jalan yang lurus). kita sedang mencari petunjuk karena kita sedang mengalami ketersesatan. Kepada yang maha pemberi petunjuk kita mencari petunjuk. Makanya kita disuruh sholat agar sedikit demi sedikit kita tau arah mana yang seharusnya kita lewati dalam perjalanan hidup ini. Dan itu tidak hanya sekali atau dua kali kita lakukan dalam sehari. Tapi berpuluh-puluh kali, beratus-ratus kali dan bahkan beribu-ribu kali. Kembali pada peribahasa tadi, jika engkau malu dalam tanda kutip engkau tidak mau mencari petunjuk, atau dengan kata lain engkau tidak mencari petunjuk dengan sholat, misalnya, maka ketersesatan akan melingkari setiap sudut perjalananmu di dunia ini. Waallahu a'lam...

16 Robi'ul awal 1434