Wednesday 1 May 2013

Elinga


Oleh: Wahid “Kakung”

Ing Jaman kang saya edan,
Jaman kang dibarengi saakehing kepenginan,
Kepengin nggayuh cita donya,
Nggayuh ing gawe tanpa kendhat.

Ananging ….
Prayogane aja nganti lali,
Lali sejatining manungsa,
Lali uriping bebrayan,
 Lali karo sangkan paran.

Kepenginan kang dugi saka nepsu
Hanamung gawe adohe manungsa karo sing Maha Agung
Elinga…
Gusti Kang Murbeng Dumadi iku ancase urip
Kudu siji tekad….
Tekad siji, madhep mantep marang Pangeran

GEJOLAK ALAM


Oleh: Wahid “Kakung”

Udara yang mulai bergerak
Bergemuruh layaknya  badai datang menerjang
Menyusuri lorong-lorong panjang yang seakan tak berujung
Berputar-putar tiada henti, menjadikan cemas hati ini
Berbisik ku di relung  terdalam,” ada apakah ini?”
Ku coba tuk berbaik sangka,”Tak apalah ini hanyalah gejolak alam”
Namun, tiba-tiba…duarrrr
Suara dahsyat diiringi getaran hebat terasa di setiap indera
Membuat merinding orang yang mendengar
Membuat bergidik orang yang menatap
Membuat pucat  orang yang merasa
Duarr…
Dua kali aku mendengarnya
Tambah ciut hati ini
Apakah gerangan makna dibalik semua ini …

TIRANI INSPIRASI


Oleh: Ahma Taib

kepulan asap penuh inspirasi...

kepulan asap penuh kontroversi...

untuk apa diciderai...

kalau bisa mengayomi ...

untuk apa dicacimaki...

kalau bisa menghidupi...

untuk apa menggembar-gemborkan toleransi demokrasi...

kalau keberadaan kami terus dikebiri

JANGAN BIARKAN CODOT MERAMPASNYA


Oleh : Ahmad Taib

Mangga muda itu milik siapa
Tampak padat  berisi  mempesona memikat jiwa
Dapatkah aku memiliki dan menikmatinya
Akan tetapi dia tetap menopang dahan-dahan tinggi yang menjadi sandarannya
Biarlah dia tetap berada di sana
Biarlah dia tumbuh seperti apa adanya
Biarlah dia masak dan indah pada waktunya
Lambaian dedaunannya laksana ia ingin aku memetiknya
Saat itu juga rasa ragu menerpa
Sontak Hati ini bertannya...
Apakah aku memiliki kekuatan memanjat menggapai ketinggiannya?
Apakah aku sanggup memetik dengan keberadaannya?
Apakan aku mendapatkan rasa manis ataukah asam setelah ku petik dan memakannya?
Pertanyaan ini terus bergejolak membayangi jiwa
Sementara waktu ku urungkan niat untuk memilikinya
Tapi apa yang terjadi
Gerombolan codot mulai melirik dan mencoba merampasnya
Mereka dengan mudah terbang tinggi dengan sayapnya
Namun siapakah aku
Aku hanya manusia lemah dalam merasakan rasa
Pandai menyimpan rasa tanpa harus mengungkapkan rasa
Seandainya aku punya sedikit kekuatan untuk mengungkapkannya
Mungkin suasana akan tampak berbeda
Tapi sudahlah

“PAIDJO”


Oleh: Aziz

I KNOW,,,
ABOUT  pAidjo,,,
P  “ Punya karakter”
A  “ Anak-anaknya alim”
I  “ Imannya tidak di ragukan lagi”
D  “ Do’a insya alloh mudjarab”
J  “ Jokone keren-keren  ahli ngibadah bondone turah-turah”
O  “ Orangnya insya alloh sukses semua”
seMua itu adalah unsUr Qita bersama,,,
GoKil,CuPu,Baik HatI,PerhaTian,peNuh cinTA itU LAH Qita,,

IngaTlah kAwan,,,
KeTika  kitA BERSAMA,,,
HiDUp dalam suSah seNang bersama,,,
Demi satu tuJUan yang SUci,,,
MENCARI ilmu dEMi ridhoNya,,,
Saat itu PUla kita meRANGKAI,,,
 meNGECAP pahit gertirnya sebuah perJUANGan,,,


kini TIBAlah waktu kita,,,
menuju titik akhir sebuah perJUANGan formal,,,
tapi KAWAN,,,
INGATlah slalu bahwa,,,
kita TAK kan terlekang oleh waktu,,,
SAUDARA untuk selamanya,,,
hingga tetes akhir SEJARAH hidup kita,,,
sebuah KELUARGA,,,
penuh dengan cerita BERSAMA,,,
di pantai HINGGA gunung
kita rangkai bersama kehidupan penuh KEKELUARGAAN,,,
terimakasih SAUDARAQU,,,
SEMOGA ini akan selalu terjaga,,,
bak EMBUN pagi yang Slalu menyejukan,,,
INGATLAH sobat,,,
 ketika nanti sudah menempuh KEHIDUPAN baru,,,
JANGAN lupakan kenangan manis ketika kita bersama,,,
Qita  uNTuk sLAMAnya,,,

SETITIK MERAH


Oleh : Wahid “Kakung

setitik merah yang menggelikan
bentuknya biasa layaknya kita membuat titik merah
yang terajut pada lambaran putihnya kertas
tapi sangat menarik untuk ku sentuh ia
tiap sentuhan memberikan kenikmatan tiada tara
sekali sentuh serasa ingin lagi menyentuhnya
bahkan menimbulkan rasa candu luar biasa
tak jarang juga ada kepahitan di dalamnya
setitik merah yang muncul tanpa disangka
Biasalah langit tanpa bintang tak indah bukan?
biarlah kunikmati ia hingga rasa ini hilang
Oh Tuhan sungguh besar nikmat yang kau berikan

SAHABAT


Oleh: Ika (Kajol)
mejikuhibuniu...
begitulah warna-warna pelangi katanya
katanya warna-warna itu begitu indah
indah itu semakin nyata
nyata bertemu kau sahabat teristimewa
sahabat...
tahukah kamu
begitu banyaknya warna yang kau kenalkan padaku
warna-warna kehidupan yang begitu menyentuh kalbu
sahabat...
kan ku kenang selalu warna-warna indahmu
kan ku jadikan pelangi terindah dalam dasar hatiku
terima kasih untuk semuanya sahabatku

PADAMU DAN PERJALANANNYA


Oleh: Chabibah

Pada angin, kubisikkan kata untukmu
“aku sangat merindumu”
Sementara kujelajahkan hatiku digersang  padang Sahara
Mengenangmu, adalah saat-saat terindah bagiku
Meski tak bisa kulihat lagi di alam nyata
Meski tak kan pernah lagi untuk terulang kembali
Pada merpati yang terbang pulang,
Ku titipkan hatiku menuju rumahmu
Hati yang masih utuh seperti dulu
Agar kau tahu, tak pernah kubagi hatiku selain padamu
Pada hangat mentari yang semakin menua
Kupantulkan gejolak yang slalu membara
Akankah,..
Kau juga, serasa sama???
Ditepian senja,
Kularung jiwa terbakar bara
Agar padam dia disana,
Agar hanyut ia terbawa deras arus
Namun ia selalu kembali,
Hanya bayang saja, tak ada wujudnya
Kini,
Ia disini
Bersama gores rekam perjalanannya
Menantimu untuk kembali
Dan ia
Adalah hatiku kini, dan juga hatiku yang dulu..

“TINGGALAH MALAM INI”


Oleh: Rian D Lee

Hujan enggan turun,
Langit cerah hari ini,
ini merupakan hari yang sempurna….
Berputar didalam kepala, Berpegang pada tumit,
Begitu jauh dari nyata Di Yogyakarta….
Bersama Menatap terbenamnya matahari
Hingga gelap…
Kau dan aku punya sesuatu,
Jika mungkin Cuma ini yang kita punya,
Adalah cahaya….
kita bersinar bersama
aku ingin kau tahu….
Aku ingin kau sadari…

Pagipun tiba dalam perjalanan kami,
Semua pun mengucapkan selamat tinggal….
Karena semua punya tujuan, walupun aku ingin kamu tetap tinggal malam ini….
Bernyanyi bersama,
Mencampur kopi dan susu,
Walau kita semua tidak begitu mengenal,
Dan aku bilang aku tidak ingin mengucapkan selamat malam….
Jika mungkin hanya cahaya yang tersisa
Aku ingin kau tahu,
Aku ingin kau sadari,
Kita bersinar bersama….

Inspirated by my love

“HARAPAN GADIS MUNGIL”


Oleh: Rian D Lee

Gadis mungil itu. . . .
Berharap lahir kedunia,
Namun harapan itu tak teraih, sirna. . . .
Berlari,
Terus berlari. . .
Dalam mimpinya
Gadis mungil mencari indahnya,
Surga.. . .
Dimana Surga itu. . . .

Gadis mungil itu. . . . .
Kembali berharap lahir kedunia,
Harapan itu kembali terbang jauh. . . .
Sebuah peluru bersarang digiginya,
Hidup terus berjalan, dan akan semakin sulit
Sama halnya bunga dipadang pasir,
Layaknya kupu2 yang tergilas roda,
Setiap tetes air mata, bagaikan air terjun
Ditengah malam badai, gadis mungil itu akan menutup matanya
Dimalam itu, malam badai gadis mungil itu  pergi terbang jauh

Bermimpi. . .
Kembali bermimpi tentang indahnya,
Surga. . .
Dimana surga itu. . . .

Gadis mungil itu tersadar. . . .
Berbaring menghadap langit badai,
Dan berkata “Oh, aku tahu. . . .MATAHARI harus selalu bersiap untuk terbit kembali”

Inspirited by my love

“BERDIRI BERSAMA”


Oleh: Rian D Lee

Apa kamu bisa mendengar….
Hatiku menangis lagi,
Apa ini akhir?
Apa karena aku sudah tenggelam,
 dan bermimpi saat ini….
Kuungkap persaanku,
Cintamu curahiku….
Kemana kamu pergi,
Aku pergi….
Apa yang kamu rasakan,
Aku merasanya…
Apapun yang kamu lihat,
Aku melihatnya….
Selalu kurasa aman,
Karena kamu penjaga cintaku….
Dari bahaya apapun itu juga,
Letakkan tanganmu dan genggamlah,
Kita akan berdiri bersama….

Inspirated by my love

AKU


Oleh: Nurul Hidayat

Kau tak tahu siapa aku
Bagaimana aku
Seperti apakah aku
Tanya sajalah aku
Aku pun tak tahu apa itu aku
Bangun..... diriku yang hakiki
Siapakah aku yang sebenarnya?
Yang ku tahu aku adalah aku

Sleman, 04 April 2013

“KARNA”


Oleh: Vina Tafrihasari

Keberadaanmu menghadirkan tatapan penuh tanya di mata mereka
Separo lebih harimu berada dalam genggamanku
Wahai tangan-tangan kecil
Bukan hanya di mataku
Kau akan hadir dengan sosok barumu
Menjadi sosok yang mengagumkan
tapi pun juga di mata mereka
Dengarlah, tak kan ku berhenti menyangimu
Meski tak berhenti juga tatapan-tatapan itu
Karna tulusku menyangimu adalah murni ketulusanku

…..“orang bilang q berlebihan menyayangi tangan-tangan kecilku”…..

HAMPA


Oleh: Almas-J-Akbar

Di tengah gelapnya malam...
Tanpa cahaya hanya suara...
Termenung tanpa memikirkan...
Dan hati pun tak dapat merasa...
Hanya memandang memori-memori yang mencekam...
Terbuai biasnya angan...
Mimpi pun tak dapat digenggam...
Gelap, hampa, hanya itu yang ada...
Akankah semua ini kan...
Selalu menyertai langkah-langkah...
kehidupan yang tak pasti...
Hanya ketidak berartian...
Hanya ketidak berdayaan...
Jiwa, raga melemah...
Terkurung dalam dimensi...
tanpa ruang dan waktu...
Semakin merengkuk, semakin terjepit...
hingga kebinasaan kan menanti...

Yogyakarta, 16 maret 2013

KESEPIAN DALAM RUANG DAN WAKTU


Oleh: Almas-J-Akbar

Terdiam terasa sunyi
Deras hujan menyelimuti
Tanpa cahaya yang menyemangati
Seakan hidup sudah mati

akankah semua ini
kan tetap kujalani
Melangkah tak terkendali
Hanya mengikuti arus hati

dan kuyakin semua ini
Tak kan abadi
Keancuran kan dialami
Hingga saatnya nanti

Dan ketika semua ini terjadi
Ku hanya dapat menanti
Sebuah jawaban yang tak pasti
Yang ada dalam hati ini

Yogyakarta, 26 Januari 2013

MIMPI HAYAL


Oleh: Almas-J-Akbar

terdiam merenung tanpa kata
terhias suasana yang sunyi tanpa suara-suara yang menemani
memikirkan segala sesuatu yang ada di skitar dirinya
namun tak ada yang ditanggapi

suara-suara penghias malam pun enggan menemani
kawanan serangga pun tampak menghindari
seakan memang aku sendirian
seakan aku pantas diasingkan

dan aku mencoba untuk merenung
apa yang harus kulakukan untuk kehidupanku
menatap masa depan yang belum terang
yang masih diselimuti bayang-bayang semu

seperti suara ombak yang terhias bayang-bayang matahari
terus dan terus memeberikan kabar tanpa ada henti
tuk menentramkan hati-hati yang bingung
yang telah kehilangan tempat bernaung

semakin jauh kumelangkah semakin ciut terasa
semakin tinggi ku raih semakin rendah kurasa
karena kekosongan yang ada
hanya isi tak berada

mencoba menatap masa depan yang semu
teringin tuk mewujudkan mimpi yang menggantung
usaha-usaha tak teramu
hanya keputus asaan yang mengagung

Jepara, 17 Febuari 2011

BERONTAK


Oleh: Almas-J-Akbar

Hancur, Lebur...
Hancur, Lebur...
Hancur, Lebur...
Kau berikan senyuman kepada kami,
dengan bebagai harapan yang melambung tinggi
Tak terhitung janji kau ucapkan
bebalut rasa ego berhias empati

Kau buat kami menggantungkan nasib kepadamu
Kau buat kami kecanduan akan kata-katamu
Kau buat kami terbuai akan janji manismu
Kau buat kami menyerahkan seluruh jiwa raga ke tanganmu

Hingga saatnya nanti kau pegang jiwa raga kami
Hingga saatnya nanti kami tak berdaya tanpamu
Hingga saatnya nanti kami sengsara tanpa kehadiranmu
Hingga saatnya nanti kami lebih baik mati, jika kau meninggalkan kami

kau pegang kami, kau gerakkan kami
bagaikan boneka tak berdaya mengikuti kehendak tuan
kau peras kami, kau paksa kami
bagaikan hewan ternak memenuhi kebutuhan majikan
kau geret kami, kau injak kami
bagaikan budak yang hanya bersikap tunduk

kau tertawa terbahak
menampakkan wajah bengis
dengan gigi-gigi taring menyeringai
tampak rasa puas mewarnai wajahmu

tapi...
apakah kau tak mengerti
apakah kau tak memahami
bahwa kami bukan barang mati
bahwa kami jiwa yang dapat berpikir

sepirhan-serpihan rasa dendam telah menyatu
gelombang amarah pun siap ditembakkan
lagu pemberontakan siap mangaung
manampakkan belati yang haus darah

apakah kau masih tak mengerti
bayang-bayang harapan masih di depan kami
gelora kebebasan telah menggelayuti hati
walau raga kan menjadi tumbal
tak kan menyurutkan semangat juang kami

Hancur, Lebur...
Hancur, Lebur...
Hancur, Lebur...

Sleman, 27 Maret 2013