Pak Tomo, Juga Pahlawan
Karya: Beeb Zein
Dulu..
Pas aku belajar di Madrasah Ibtidaiyah
Guru sejarah ngendiko:
anak-anak kita harus menghargai jasa-jasa para pahlawan,
karena merekalah yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini...
Juga, ketika upacara bendera:
marilah kita mengheningkan cipta untuk para pahlawan yang
telah gugur mendahului kita...
Sebelum bulan november lalu,
Beberapa orang berebut mencetuskan indikator tentang
pahlawan
Memilih siapa yang layak jadi pahlawan, bahkan ada embel-embel
nasional-nya
Banyak yang saling duduk bersila dan berdiskusi
Lalu berdebat, hingga pada tingkatan eyel-eyelan
aku ko’ yakin
jika beliau-beliau yang sudah mendahului
tidak membutuhkan gelar apapun
termasuk ‘pahlawan nasional’
Karena
beliau-beliau ikhlas
Perjuangannya
tulus dan murni dari hati
Tidak mengharap
imbalan dan tidak mau riya’
Atau jangan-jangan yang berdebat yang ingin cari nama?
Hehehe...
Lebih baik dan indah mungkin
Bersila untuk sibuk
mengirim do’a
Meneladani perjuangannya. Mencontoh
keikhlasannya.
Meniru
pengorbanannya. Bercermin pada
pengabdiannya.
Berlandaskan
pada kepentingan bangsa. Bukan
kepentingan golongan.
Atau invidu.
Layaknya Pak Tomo,
Yang tulus, ikhlas, sungguh-sungguh.
Dan nrimo ing pandum
Yang berjuang ditemani dengan becak tuanya
Bung Karno,
Aku rindu dengan keikhlasan tatkala kau mencucurkan
keringatmu untuk lepas dari cengkraman...
Bung Hatta,
Aku rindu
dengan sayup-sayup pengabdianmu demi kemerdekaan...
Bung Tomo,
Aku rindu
dengan kobaran semangat dan tetesan darahmu untuk teriakan lawan terhadap
penindasan...
Pak Tomo,
Aku cemburu dengan ketulusan dan kesungguh-sungguhanmu
Mari mengheningkan cipta!
Semoga Gusti Allah mengampuni dosa-dosa beliau-beliau
terutama dosa-dosa kita.
Ia adalah Al-ghoffur. Amin.
1 comment:
kok pahlawan lek... diakui "uwong" wae wis alhamdulillah, ngono ae. masala'e jaman saiki angel nemu uwong seng bener2 uwong. di arani uwong yo, nyatane....??? ra koyo sejatine uwong
Post a Comment