BAB
I
RINGKASAN
MATERI
A.
Hubungan Filsafat dengan Agama
Filsafat
dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia apabila
merefelesikanya dalam diri manusia. Menurut Prof.Nasioen,SH mengatakan bahwa
“Filsafat yagn sejati haruslah berdasarkan kepada agama, apabila filsafat tidak
beradasarkan agama, dan hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikiran saja,
maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif. Karena yang
emmberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran.
Filsafat
dan agama mempunya hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya
keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal,
pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai
kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman
hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit
dan berat, maka timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan makhluk yang
tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan bahwa
yang dapat menolong dan menangkan hidupnya adalah Tuhan Sang Pencipta.
B.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan
fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang
menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis
merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah
sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika
yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan
sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia
dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
C.
Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Pada
pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusi ayang berlangsung dalam
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan
isi, yaitu pendidikan adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti
membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian
anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan
nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai
tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih
kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Hubungan Filsafat dengan Agama
Menurut
Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang
dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama
merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat
raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Agama menjadi
suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang baik dan
merenungkannya sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang
setia terhadap agama karena manurus keyakinannya agama telah memberikan sesuatu
yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan
pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji kebenaran sains dan filsafat
karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan
sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian
filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di
dnia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual
keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Oleh karena itu pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu
pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan
dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat
menurut agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia
yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah
kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat
merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh
sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar
yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang penting
dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan yang menciptakan semua yang ada
dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan,
sifat buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada
wahtu atau firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan
pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang
yang berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya adalah dalam agama terutama gama
islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah adalah
wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan merupakan dual
yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam agama
ada aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada
aturan yang harus dipatuhi dan semua atuaran baik agama maupun pendiidkan
dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
Dimana
dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya : setiap orang
diharapkan merenung dalamhikmah untuk menjadi prosesn pendidikan dan
usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga
negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga
negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat
dijadikan perinsip dan keyakinan.
B.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan
filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta masyarakat erutama
di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianus bangsa Indonesia dilandasi
oleh fislafat yagn dianus bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan
sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap
baik, sumber dari egama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap
keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat
mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslan antara lain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi
landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu,
pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan
berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan
kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.
Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih
mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.
Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan
Dalam
menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan
dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda
masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah itu mengganggu pada
penyekolhan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi
sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat
pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen
dirinya literatur pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan
sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher
(1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan
sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan.
Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai
kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad
ahakekantya jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan
pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.
C.
Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Perlu
disafdar ibahw amnausi sebaga ipribadi, masyarakat, angsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial
budaya yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik.
Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas
filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya,
marbtabat bangsawa, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya
kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional
mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata
sosial dalam menunjang proses pengembangan danpembangunan nasional serta
melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan
masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha
pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian
kebudayaan dair beberapa ahli :
1.
Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang
lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2.
Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajri dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.
Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
milik dari manusia dengan belajar
4.
Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan oleh
manusia
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat, berbagai macam
kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu
manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat
mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa
kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia
dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan
juga diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh
karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya
manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran :
1.
suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2.
wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3.
sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.
pembeda manusia dengan binatan
5.
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
6.
pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,
menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7.
sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan
masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt
terhadap lingkungan di dalamnya.
BAB
III
KESIMPULAN
Filsafat
dan agama mempunya hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya
keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal,
pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai
kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman
hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan,
kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit
dan berat, maka timbullah kesadaranyna, bahw amanusia merupakan makhluk yang
tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Hubungan
filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.
Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih
mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.
Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan
Hubungan
pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana
fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama
yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni
mampu menciptakan kebudayaan.
No comments:
Post a Comment