PENDAHULUAN
Identitas
nasional suatu bangsa merupakan suatu hal yang sangat penting, karena suatu bangsa
dapat dikenal dan diakui keadaannya yaitu melalui identitas itu sendiri.
Banyak hal yantg
dapat menjadikan identitas suatu bangsa yaitu ditinjau dari segi fisik maupun
non-fisik. Dari segi fisik seperti: budaya, agama, dan bahasa. Dan yang
non-fisik yaitu seperti: keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Identitas
nasional suatu bangsa merupakan ciri-ciri/kekhasan yang ada pada suatu Negara
tersebut. Secara luas terdapat beberapa dimensi yang menjadi kekhasan suatu bangsa,
yakni antara lain: pola prilaku, lambang-lambang, alat-alat perlengkapan,
tujuan yang ingin dicapai.Identitas juga dapat bermakna pada suatu ideologi, di
Indonesia identitasnya adalah pancasila.
Masalah yang
cukup menantang berkenaan dengan identitas nasional adalah bagaimana identitas
nasional menghadapi hantaman globalisasi? Pengaruh globalisasi yang pada
gilirannya dapat menimbulkan suatu solidaritas yang melintasi kelompok etnis,
batas territorial Negara, atau kelompok agama, lantas bagaimana dengan peran
identitas nasional? Namun jika dilihat dari perkembangannya globalisasi diikuti
dengan munculnya glokalisasi, maka peran identitas nasional masih signifikan
karena glokalisasi adalah globalisasi dengan cita rasa local.
Hakikat dan dimensi
identitas nasional
Secara harfiah
identitas adalah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
sesuatu atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain baik yang berupa
fisik maupun non-fisik. Sejalan dengan pengertian ini, identitas nasional
adalah identitas yang melekat pada kelompok atau lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan fisik seperti budaya, agama, dan bahasa atau yang bersifat
non-fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Identitas nasional juga
dapat dikatakan suatu bangsa adalah ciri-ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakannya dari bangsa lainnya. Pada hakikatnya identitas itu sendiri
merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas yang membedakan dengan bangsa
lainnya”.
Secara umum terdapat beberapa
dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur iu secara normatife
berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat, dan letak geografis. Beberapa
dimensi tersebut antara lain:
1.
Pola prilaku, adalah
gambaran pola prilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: adat
istiadat, budaya, dan kebiasaan.
2.
Lambang-lambang, adalah
sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi Negara.
3.
Alat-alat perlengkapan,
adalah sejumlah alat atau perangkat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai
tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi, misalnya: bangunan candi,
masjid, gereja; peralatan manusia seperti pakaian adat dan teknologi bercocok
tanam; dan teknologi kapal laut, pesawat terbang dan lainnya.
4.
Tujuan yang ingin
dicapai, identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat dinamis dan tidak
tetap seperti: budaya unggul , prestasi dalam bidang tertentu.
Unsur-unsur pembentuk
identitas nasional
Salah satu identitas
nasional adalah ia dikenal sebagai sebuah bangsa yng majemuk. Kemajemukan
Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan suku bangsa, agama, dan
bahasa.
1.
Sejarah
Sebelum menjadi sebuah etnis Negara
bangsa yang modern, bangsa Indonesia pernah mengalami kejayaan yang gemilang.
Dua kerajaan nusantara, majapahit dan sriwijaya misalnya, dikenal sebagai
pusat-pusat kerajaan nusantara yang pengaruhnya menembus batas-batas
territorial dimana kedua kerajaan itu berdiri.
2.
Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur
pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur yaitu: akal budi, peradaban,
dan pengetahuan.
3.
Suku bangsa
Kemajemukan alamiah bangsa
Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari 300 kelompk suku, beragam
bahasa, budaya dan keyakinan, yang mendiami kepulauan nusantara.
4.
Agama
Keanekaragaman agama merupakan
identitas lain dari kemajemukan alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keragaman
agama dan keyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara,
tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan
Yang Maha Esa yang harus dipelihara dan di syukuri bangsa Indonesia.
5.
Bahasa.
Bahsa adalah satu atribut identitas
nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia
memiliki penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan nusantara memberikan nilai
identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Pancasila : Nilai
Bersama dalam Kehidupan Kebangsaan dan Kenegaraan
Pancasila adalah capaian demokrasi paling penting yang
dihasilkan oleh para pendiri bangsa Indonesia. Pancasila merupakan bingkai
kemajemukan bangsa Indonesia. Pancasila tidak lain merupakan sebuah konsensus
nasional bangsa Indonesia yang majemuk. Sebagai konsensus nasional, Pancasila
merupakan sebuah pandangan hidup yang terbuka dan dinamis. Sifat keterbukaan
Pancasila dapat dilihat dalam muatan-muatannya.
Bangsa yang
besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budayanya untuk mengadaptasi
unsur-unsur luar yang bersifat baik dan dapat memperkaya nilai-nilai lokal.
Ketidakmampuan beradaptasi denagn budaya luar acap kali menempatkan bangsa
tersebut dalam kisaran kehilangan identitas, namun tidak pula berhasil hidup
dengan identitas barunya yang diadopsi dari luar. Sebagai contoh kegagalan
Philiphina yang berusaha dengan keras meniru system politik Amerika yang
menyebabkan ketidakstabilan politik.
Dalam mengadopsi system nilai
demokrasi barat harus dilakukan secara cerdas dan bijaksana. Yaitu: Dengan cara
tidak apriori terhadap kebaikan demokrasi barat tetapi juga tidak meniru secara
membabi buta. Dalam konteks ini, Pancasila dapat dijadikan titik tolak untuk
mengokohkan keuniversalan pandangan hidup Indonesia dan kelenturannya dengan
perkembangan zaman.
Pancasila dikenalkan oleh Soekarno
pada sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945, dan disetujui oleh kalangan tokoh
pergerakan Nasional. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa lahirnya Pancasila
merupakan sejarah sukses bangsa Indonesia dalam merefleksikan kamajemukannya
secara damai dan beradab, dan seharusnya dipertahankan dan dikembangkan sejalan
dengan dinamika dan tuntutan demokrasi.
Pandangan yang mempertentangkan
Pancasila dengan demokrasi merupakan sesuatu yang ahistoris. Pandangan tersebut
tdak lepas dari penyimpangan-penyimpangan politik atas PAncasila yang dilakukan
oleh kekuasaan sebelumnya (Orla dan Orba).
Sebagai sebuah karya luhur anak
bangsa, Pancasila selayaknya ditempatkan secara terhormat dalam khasanah
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai panduan nilai dan pedoman bersama
(common platform) untuk mewujudkan tujuan bersama bangsa Indonesia.
Revitalisasi Pancasila
dalam Konteks Perubahan Sosial Politik Indonesia Modern
Gelombang demokratisasi yang
melanda Indonesia bersamaan dengan krisis moneter, ekonomi, dan politik sejak
1997, menurut Azyumradi Azra, juga membuat Pancasila sebagai basis ideologis
dan common platform bagi Negara Indonesia yang plural dan multicultural seolah
kehilangan relefansinya.
Menurut Azra ada 3 faktor yang
membuat Pancasila sulit berkembang. Pertama, Pancasila tercemar karena
kebijakan rezim Soeharto yang menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk
mempertahankan status quo kekuasaannya. Kedua, liberalisasi politik dengan
penghapusan ketentuan yang ditetapkan Presiden Bj Habibi tentang Pancasila
sebagai satu-satunya asas setiap organisasi. Ketiga, deentralisasi dan
otonomisasi daerah yang sedikit banyak mendorong penguatan sentmen kedaerahan.
Mempertimbangkan posisi krusial
Pacasila, maka perlu dilakukan revitalisasi makna, peran, dan posisi Pancasila
bagi masa depan Indonesia sebagai Negara modern. Hal ini didasari bahwa
Pancasila merupakan simpul nasional yang paling tepat.
Rehabilitasi dan rejufenasi
Pancasila dapat dimulai dengan menjadikan Pancasila sebagai public discourse(wacana
public). Sehingga sekaligus dapat dilakukan reassessment penilaian kembali atas
makna Pancasila sehingga menghasilkan pemikiran dan pemaknaan baru. Selain itu
Rehabilitasi dan rejuvenasi Pancasila memerlukan keberanian moral kepemimpinan
nasional.
Globalisasi, Glokalisasi, dan Ketahanan Nasional
- Hakikat Globalisasi
Secara umum Globalisasi adalah suatu
perubahan sosial dengan bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara
masyarakat dengan factor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan
perkembangan teknologi modern.
Sebagaimana di kutip oleh Sugeng
Bahagio dan Darmawan Tribowo dari uaraian Scholte (2000), bahwa globalisasi
sering di identikan dengan:
1. Internasionalisasi (hubungan antar
negara)
2. Liberalisasi (pencabutan
pembatasan-pembatasan wilayah oleh pemerintah untujk membuka ekonomi tanpa
pagar (world bordeless))
3. Universalisasi (ragam hidup)
4. Westernisasi atau Amerikanisasi (ragam
hidup model budaya Barat atau Amerika)
5. De-teritorailisasi (perubahan-perubahan
geografi)
Tilaar mengemukakan, bahwa pada
dasarnya proses globalisasi menampakkan wajahnya dalam:
1. Keterkaitan (interconnectedness) seluruh masyarakat
2. Perusahaan-perusahaan trans-nasional berperan dalam ekonomi global
3. Integrasi ekonomi internasional dalam produksi global
4. System media trans-nasional yang membentuk “kampung global” (global
village)
5. Turisme global dan imperialisme media
6. Konsumerisme dan budaya global (mocdaldization)
Menurut B. Herry Priyono, ada tiga
lapis definisi globalisasi:
Lapis
pertama, globalisasi sebagai transformasi kondisi
spasial-temporal kehidupan.
Lapis kedua, globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang.
Lapis ketiga, globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik.
Beberapa unsur penting yang terkait
dengan globalisasi:
1. Global Space (Dunia Maya)
Global
informasi di tunjukan dengan semakin pesatnya penggunaan media elektronik dalam
mengirim dan menerima informasi. Surat kabar, radio, dan televisi tidak
lagi merupakan sumber utama informasi;
kehadiran internet telah memudahkan informasi dunia di terima oleh siapapun di
penjuru pelosok dunia. Keadaan tersebut membawa akibat sosial dan budaya:
a. Mengecilnya ruang dan waktu yang mengakibatkan hampir tidak ada
kelompok orang atau bagian dunia yang hidup dalam isolasi.
b. Dalam bidang politik, batas-batas territorial suatu negara menjadi
kurang berfungsi
c. Semua kategori dalam social space menjadi tidak relevan lagi
2. Beberapa Kecenderungan Gelombang Globalisasi terhadap nasionalisme
Ada
beberapa kecenderungan dari gelombang globalisasi:
Ø Seperti yang telah di di sebutkan bahwa salah satu pengaruh yang
sangat kuat dari globalisasi informasi adalah hilangnya diferensiasi sosial dan
dengan itu hirarki sosial menjadi tidak tepat lagi. Dengan demikian, otoritas
yang berdasarkan pada hirarki sosial akan kehilangan kekuatan dan aktualitas.
Pada akhirnya hubungan sosial di tentukan oleh kebebasan dankebebasn dan
kepercyaan (trust).
Ø Dengan adanya arus lalu lintas informasi yang sangat canggih (informasi
super high way) pengawasan terhadap akses informasi oleh lembaga sensor
atau Negara semakin berkurang dan begitu halnya berlaku juga dalam bidang
lainya seperti pendidikan dan pemerintahan.
Ø Munculnya cyberspace yang menerobos batas territorial Negara
akan berdampak Negara tidak memonopoli semua praturan.
Ø Adanya suatu gelombang perubahan di dalam konstelasi politik global.
Ø Saling menguatnya hubungan antar negara yang berarti semakin kuatnya
saling ketergantungan.
Ø Menonjolkan pemain-pemain baru di dalam kehidupan bermasyarakat,yaitu
actor-aktor nonpemerintah.
Ø Lahirnya berbagai isu baru di dalan agenda hubungan-hubungan
internasional.
3.
Tantangan Masa Depan dalam Gelombang Globalisasi
Mengutip
pendapat Tilaar yang diakibatkan dari gelombang globalisasi adalah sebagai
berikut:
1.
Program melawan
kemiskinan
2.
Memperjuangkan dan
melaksanakan hak asasi manusia
3.
Menciptakan dan
memelihara tatanan dunia yang aman
4.
Perlu diwujudkan tatanan ekonomi dan keuangan
yang baru
5.
Melindungi dan
memelihara planet bumi sebagai satu-satunya tempat kehidupan bersama manusia
6.
Kerjasama regional
perlu dikembangkan dalam rangka kerjasama Internasional
b.
Glokalisasi
Glokalisasi
dipopulerkan oleh Roland Robertson pada tahun 1977 dalam suatu konfrensi
tentang ‘globalization and indigenous culture’. Glokalisasi adalah penyesuaian
produk global dengan karakter lokal. Menurut Eko Budiardjo, glokalisasi berarti
globalization with local flavor (globalisasi dengan citarasa lokal).
Glokalisasi
dimaknai sebagai munculnya interpretasi produk-produk global dalam konteks
lokal yang dilakukan oleh masyarakat dalam berbagai wilayah budaya.
Interpretasi lokal tersebut kemudian membuka kemungkinan adanya pergeseran
maknaatas nilai budaya.
Salah
satu medium yang digunakan dalam proses glokalisasi adalah bahasa. Bahasa mampu
mendekatkan emosi hingga produk global terasa lokal.
c.
Ketahanan Nasional dan Globalisasi
Ketahanan
nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan,
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasinal dalam menghadapi dan
mengatasi segala gangguan baik dari luar maupun dari dalam.
Dalam
rangka ketahanan nasional, peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era
globalisasi dapat dijumpai dalam berbagai bidang yaitu:
1.
Bidang politik
a)
Demokrasi menjadi
system politik di Indonesia dengan inti kebebasan berpendapat
b)
Politik luar negeri
bebas aktif
c)
Melaksanakan system
pemerintahan yang baik
2.
Bidang Ekonomi
a)
Menjaga kestabilan
ekonomi Makro dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku bunga
b)
Menyediakan lembaga
ekonomi yang modern
c)
Mengeksploitasi SDA
secara proporsional
3.
Bidang sosial budaya
a)
Meningkatkan sumberdaya
manusia yaitu kompetensi dan komitmen melalui demokratisasi pendidikan
b)
Penguasaan ilmu dan
tekhnologi serta mengaplikasikannya
c)
Menyusun kode etik
profesi yang sesuai dengan karakter danj budaya bangsa
MULTIKULTULARISME
ANTARA
NASIONALISME DAN GLOBALISASI
Multikultularisme pada intinya adalah kesediaan
menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan
perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama.menurut Gurpreet mahajan konsep Multikulturalisme sebenarnya Relatife baru. Menurutnya, sekitar
1950-an gerakan multikulturalisme muncul pertama kali di kanada dan Australia,
kemudian di amerika serikat,inggris,jerman, dan lainya.
A. Pengertian Multikulturalisme
Istilah multikulturalisme mulai di gunakan orang
sekitar tahun 1950-an di kanada untuk menggambarkan masyarakat kanada di
perkotaan yangb multikultural dan multilingual. Achmad fedyani saifudin
menyatakan bahwa ada 3 cara pandang atau pemahaman orang tentang
multikulturalisme :
1.
Populer
2.
Akademik
3.
Politis
Secara
populer orang memahami multikulturalisme dengan menunjuk hadirnya berbagai
jenis makanan seperti Mc Donald,mie ayam,bakso,masakan padang , dan
sebagainya,atau jenis-jenis kegiatan seperti karate, yudo, fashion yang berasal
dari luar dan kini di terima kehadirannya tanpa persoalan dalam masyarakat
kita.
Secara akademik, khususnya antropologi,
multikulturalisme di pandang kontras dan pluralisme. Karena pluralisme lebih
merujuk pada hadirnya sejumlah kebudayaan yang masing-masing mempunyai
identitas,cirri-ciri, dan sifat sendiri. Berbeda dengan pluralisme
multikulturalisme ingin menumbuhkan kesadaran akan kehadiran
kebudayaan-kebudayaan lain di lingkungan di dalam setiap kebudayaan . ada
beberapa istilah yang secara konseptual tampak mirip dengan multikulturalisme
misalnya, pluralisme, heterogenitas. Atau yang sering di sebut dengan “
masyarakat majemuk “. Masyarakat majemuk lebi menekankan soal etnisitas atau
suku yang pada giliranya membangkitkan gerakan etnosentrisme dan etno
nasionalisne. Sifatnya askriftif dan primodial. Sedang multikulturalime sangat
menjunjung perbedaan bahkan menjaganya agar teteap hidup dan berkembang secara
dinamis. Lebih dari sekedar memelihara da mengambil mamfaat dari perbedaa.
Karakter masyarakat multicultural adalah toleran, mereka hidup berdampingan
secara damai.
B. Multikulturalisme di antara nasionalisme dan
globalisasi
Dalam
sejarahnya, nasionalisme Indonesia melaluli beberapa tahap perkembangan, tahap
pertama di tandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang
di ikuti dengan perlawanan terhadap penjajah baik sebelum maupun sesudah
proklamasi kemerdekaan. Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme Indonesia yang
merupakan kelanjutan dari semangat revosioner pada masa perjuangan kemerdekaan,
dengan peran pemimpin nasioonal yang lebih besar. Tahap ke tiga adalah
nasionalisme persatuan dan kesatuan. Kelompok oposisi atau mereka yang tidak
sejalan dengan pemerintah di singkirkan karena akan mengancam persatuan dan
stabilitas. Perbedaan dirdam bukan dengan menyelesaikan pokok permasalahanya
tetapi di tindas dan di sembunyikan di bawah karpet. Tahap ke empat adalah
nasionalisme kosmopolitan. Dengan bergabungnya indonesi dalam system global
internasional, nasionalisme Indonesia yang di bangun adalah nasionalisme
kosmopolitan yang menandakan bahwa
Indonesia sebagai bangsa tidak dapat menghindari dari bangsa lain namun dengan
memiliki nasionalisme cultural ke indonesiaan dengan memberikan kesempatan kepada
aktor-aktor di daerah secara langsung untuk menjadi aktor kosmopolit.
Nasionalisme Indonesia yang
kosmopolit adalah nasionalisme yang di semangati oleh multikulturalisme. Hal
ini dapat di lihat dari ;
·
Multikulturalisme
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses mengglobalya demokrasi .
·
Multikularisme
merupakan peroses perkembangamn baru
dari mundurnya modernism dan berkembangnya postmodernisme .
·
Multikulturalisme
merupakan bsgian yang tak terhindarkan dari runtuhnya sekat-sekat primodialisme
saat ini.
Multikulturalisme
menghendaki peruses belajar mengenai perbedaan kebudayaan yang di mulai dari
kelakuan dan interaksi antar kebudayaan. Interaksi ini semakin penting apabila
aneka kebudayaan hidup semakain berdekatan, seperti di Indonesia. Dengan kata
lain multikulturalisme dapat juga disebut penerjemah pancasila kedalam konteks
yang lebih kongkrit dan praktis
Penutup
Dari pembahasan yang telah
disampaikan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Identitas nasional pada
hakikatnya merupakan menifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas.
2.
Identitas juga bermuara
pada ideologi.
3.
Identitas nasional
masih signifikan dalam menghadapi tantangan globalisasi.
4.
Globalisasi merupakan
perkembangan zaman sekaligus perubahan social dalam berbagai bentuk dan
berkembang pesatnya IPTEK modern.
No comments:
Post a Comment