BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ini tidak lepas dari apa yang mendasari dan
memprakarsainya dengan melakukan perencanaan serta penataan hidup berdasar
orientasi yang jelas sebagai upaya untuk mencapai esensi dari sebuah kehidupan.
karena pada hakekatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT dan hidup di dunia
tidak lepas dari tugas dan tujuan. untuk memenuhi konsekuensi itu maka manusia
membutuhkan suatu pegangan dan pedoman untuk mengetahui dengan jelas arah mana
yang ingin dicapainya. Pegangan dan pedoman untuk mengetahui arah tersebut
dinamakan dengan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, manusia
akan memiliki prinsip atau landasan tentang bagaimana ia memecahkan
masalah-masalah baik yang sedang dihadapi maupun masalah orang lain, baik
personal maupun kelompok masyarakat.
Ibarat sebuah kendaraan, pandangan hidup merupakan
bagian yang sangat principal yaitu kemudi atau setir. Dengan adanya kemudi atau
setir pengemudi dapat leluasa menjalankan roda kendaraan sesuai arah dan tujuan
yang diinginkan. Namun demikian, dalam menempuh perjalanan pengemudi juga harus
memperhatikan serta mentaati norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada seperti
halnya mentaati peraturan lalu lintas. Begitu juga dengan pandangan hidup, kedudukan
pandangan hidup dalam diri manusia adalah sebagai kemudi untuk menjalankan roda
kehidupan sesuai arah dan tujuan yang ingin dicapainya dengan berlandaskan
tatanan norma-norma dan nilai-nilai yang belaku dalam kehidupan. Dengan adanya
pandangan hidup manusia mampu mengorganisir arah hidupnya sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
B. Rumusan masaah
Dalam
penulisan makalah yang berjudul “manusia dan pandangan hidup”, penulis
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. apakah pengertian
pandangan hidup dan dari manakah
sumber-sumbernya?
2.
apakah komponen-komponen dari pandangan hidup?
3.
bagaimanakah
yang dimaksud dengan manusia dan pandangan hidup?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sumber Pandangan Hidup
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup karena
pada dasarnya pandangan hidup bersifat kodrati. Dengan adanya pandangan hidup,
manusia dalam menjalani hidup akan fokus dan tidak bingung menentukan arah.
Untuk itu perlu dijelaskan arti dari pandangan hidup. Pandangan hidup artinya
gagasan atau pertimbangan yang menjadi pedoman, pegangan, arahan, petunjuk
untuk hidup. Gagasan itu merupakan hasil perenungan manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah suatu
produk (hasil berfikir) yang instan, melainkan membutuhkan proses waktu yang
panjang. Sehingga gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia dan dapat diakui
kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan hidup. Pandangan
hidup cenderung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap
nilai-nilai dalam pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai.[1]
Pandangan hidup berbeda dengan ideologi. menurut
William j. goode dalam bukunya vocabulary for sociologi (1959) ideologi mengandung dua
hal, yaitu: 1) unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang
digunakan sebagai dasar untuk kegiatan. 2) pembenaran intelektual untuk
seperangkat norma-norma.[2]
Ideologi merupakan komponen dasar dari system budaya.
Suatu ideologi masyarakat tersusun dari pandangan hidup, nilai-nilai dan norma.
Jadi dapat dikatakan bahwa pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi. Ideologi
lebih luas dari pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk hubungan
individu tetapi untuk hal hal yang lebih luas seperti ideologi Negara,
masyarakat atau kelompok tertentu.[3]
Pandangan hidup bermacam-macam sumbernya, namun dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pandangan hidup yang bersumber dari agama yaitu
pandangan hidup yang mempunyai kebenaran mutlak.
2. Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan
abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu Negara tau bangsa. Misalnya, ideologi
pancasila dapat menjadi sumber pandangan hidup.
3. Pandangan hidup yang bersumber dari perenungan
seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup. Misalnya
aliran kepercayaan.
B. Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Pandangan hidup
terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup.[4]
Untuk lebih jelasnya akan di bahas sebagai berikut:
1.
Cita-cita
Cita-cita
adalah sesuatu yang terkandung dalam
hati seseorang baik angan-angan, keingina, harapan, maupun tujuan yang akan
diperoleh di massa mendatang. Manusia memiliki cita-cita dan diberikan ruang
untuk memperoleh suatu yang diinginkanya akan tetapi Allah yang
menentukan. Agar cita-citanya terkabul,
manusia harus mendekatkan diri kepada Allah serta berusaha dengan totalitas. Hal ini
berdasarkan QS. Al-Anfaal: 53 “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,
sehingga kaum itu merubah nasibnya sendiri.”
Bila
cita-cita belum tercapai akibat terpenuhinya persyaratan maka cita-cita
itu disebut harapan.[5]
Sebagai contoh, ada seorang guru yang bercita-cita lulus dalam kualifikasi
pendidik. Secara pedagogik, professional, dan sosial sudah memadai. Namun
secara kepribadian belum mencapai persyaratan sehingga cita-citanya untuk lulus
dalam kualifikasi pendidik masih dalam harapan.
Namun
demikian cita-cita yang bertaruh harapan masih merupakan unsur pandangan hidup,
karena masih memberi kemungkinan ada keberhasilan dan ini mendorong manusia
untuk tetap berusaha mengatasi kegagalan yang dialami. Seperti seorang guru di
atas, apabila ia sudah memenuhi uji kompetensi secara kepribadian , dengan
ridha Allah ia akan berhasil dalam meraih cita-citanya. Jadi harapan mampu
membangkitkan kreativitas menuju keberhasilan cita-cita. Dalam hal ini manusia
hanya berusaha tetapi Allahlah yang menentukan.[6]
2.
Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau
etika[7].
Kebajikan merupakan sesuatu yang dapat mendatangkan keselamatan, keuntungan,
kemakmuran, keselarasan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Manusia berbuat
kebaikan, karena sesuai dengan kodratnya manusia dilahirkan dalam keadaan
fitrah atau suci. Dengan kesucian hatinya mendorong manusia mendorong untuk
berbuat baik.
Untuk
melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga sudut pandang yaitu,
manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia
sebagai makhluk Tuhan.
Manusia
sebagai pribadi dapat menentukan sesuatu yang baik atau buruk, karena manusia
dibekali hati untuk menentukan itu. Hal itu berdasarkan pertimbangan uara hati
manusia. Pada dasarnya suara hati menunjukkan manusia kepada sesuatu yang baik,
namun terkadang manusia mengingkarinya.
Demikian
pula dengan suara hati masyarakat, yang menentukan baik buruknya tentang
sesuatu adalah masyarakat itu sendiri. Karena belum tentu baik menurut pribadi,
baik pula jika diterapkan pada masyarakat. Sebagai anggota dari masyarakat
manusia tidak dapat bebas dari persoalan kemasyarakatan.
Sebagai
manusia sebagai makhluk tuhan, manusia harus mendengarkan serta menjalankan apa
yang yang menjadi perintah dan
larangan-Nya.
Jadi
dapat dikatakan bahwa kebajikan adalah suatu perbuatan atau tindakan yang
terpadu antara suara hati manusia, suara hati masyarakat dan hokum-hukum tuhan.
3.
Sikap
hidup
Sikap
hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah manusia bersikap optimis
ataukah pesimis dalam menjalani kehidupan. Sikap ini ada di dalam seseorang dan
orang lain tidak mengetahui kecuali sudah terwujud dalam sebuah tindakan. Setiap
manusia memiliki sikap yang berbeda antara satu dengan lainya dan sikap ini
dapat dibentuk oleh yang membentuknya dan berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan yang mepengaruhinya.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas berinteraksi dengan yang lainnya.
Oleh karena perlu memperhatikan dan menentukan sikap yang positive. Sikap hidup
dibagi menjadi dua, yaitu sikap etis dan non-etis. Sikap etis berisi sikap yang
positive seperti sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap
arif, sikap rendah hati, dan sifat bangga. Sedangkan sikap non-etis merupakan
kebalikan dari sikap etis.
C. Manusia Dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup
merupakan dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani dan jasmani baik
dalam kapasitas personal, kelompok atau masyarakat, bahkan tinkat Negara
sekalipun. Semua perbuatan tingkah laku
antara aturan-aturan bagi Negara dan undang-undang serta peraturan-peraturan
harus merupakan cerminan dari sebuah pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Manusia sebagian
menyadari dan ada yang tidak menyadari ketika melaksanakan sesuatu yang
bersifat individu maupun kelompok membutuhkan garis cita-cita dan tujuan akhir
yang bernama pegangan, landasanatau dasar hidup sebagai pengarah dan pembimbing
kea rah tujuan.[8]
Seseorang menininkan hidup bahagia, maka untuk mencapai kebutuhan akan pegangan
atau penuntun yang disebut dalam dunia pengetahuan adalah pandangan hidup.
Pandangan hidup
dapat juga diartikan sebagai filsafat hidup, disesuaikan dengan arti filsafat
yaitu cinta akan kebenaran. Tentu saja yang dimaksudkan kebenaran disini adalah
kebenaran yang berlaku atau dapat diterima oleh siapa saja. Semua manusia
mempunyai pandangan hidup baik perorangan maupun golongan. Penggolongan yang
paling ringan adalah pandangan berdasar:
1). Beragama, beriman, 2) tidak beragama tetapi mengikuti ajaran satu
atau lebih dari agama yang ada, 3) materealistik dan sekuler.
Pandangan hidup dapat merupakan keseluruhan
garis dan kecerendungan jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan dicapai untuk
landasan semua dimensi kehidupannya. Dari pandangan hidup terpancar perbuatan
kata-kata atau tingkah laku, dan cita-cita, sikap, dorongan atau tujuan yang
akan dicapai.[9]
BAB
III
KESIMPULAN
Pandangan hidup adalah gagasan atau pertimbangan yang menjadi
pedoman, pegangan, arahan, petunjuk untuk hidup. Gagasan itu dapat diterima oleh akal manusia
dan dapat diakui kebenarannya sehingga , manusia menerima hasil pemikiran itu
sebagai pedoman, pegangan, arahan, petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup cenderung diikat dengan nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai
pelengkap nilai-nilai dalam pembenaran atau rasionalisasi nilai.
Ideologi
lebih luas dari pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk hubungan
individu tetapi untuk hal hal yang lebih luas seperti ideologi Negara,
masyarakat atau kelompok tertentu. Pandangan hidup bermacam-macam sumbernya,
namun dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: Pandangan hidup yang
bersumber dari agama, ideologi, dan perenungan seseorang sehingga dapat
merupakan ajaran atau etika untuk hidup.
Pandangan
hidup terdiri dari atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dengan cita-cita manusia mempunyai kehendak untuk
mewujudkan apa yang menjadi harapan dan tujuan hidup, Akan tetapi Allah yang
menentukannya. Pandangan hidup sangat erat kaitannya dengan kebajikan. Karena
pada esensinya pandangan hidup merupakan pembenaran dan rasionalisasi dari
nilai. Untuk mewujudkan sebuah pandangan hidup
harus dilandasi dengan sikap hidup yang positif.
Manusia
menyadari dalam menjalani membutuhkan dasar atau landasan untuk membimbing
kehidupan rohani dan jasmani baik dalam kapasitas personal, kelompok atau
masyarakat, bahkan tinkat Negara sekalipun. Maka dari itu manusia tidak lepas
dari pandangan hidup dalam mengarungi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Tri Prasetya,
Joko, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU, Jakarta:
Rineka Cipta, 1991
Notowidgo,
Rohiman, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadist, Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada, 2000
[1] Joko Tri Prasetya, dkk, Ilmu Budaya Dasar MKDU, (Rineka
Cipta,Jakarta, 1991) hlm, 168.
[2] Rohiman Notowidgo, ilmu budaya dasar berdasarkan al-quran dan
hadist, (PT Raja Grafindo Persada,Jakarta,2000), hlm 154
[3] Ibid…. hlm. 152.
[4] Joko Tri Prasetya dkk, op.cit, hlm. 173.
[5] Rohiman Notowidgo, op.cit, hlm 156.
[6] Ibid….hlm 156.
[7] Ibid…hlm, 176
[8]
Ibid… hlm 182.
[9]
Ibid…. hlm 184.
No comments:
Post a Comment